Along With The Gods: The Two Worlds
(Film Korea 2017)
RATING: 87%
PROFILE:
1. Title : Along With The Gods: The Two Worlds (english title) /
With God (literal title)
2. Another Title : Singwa Hamgge
3. Director : Kim Yong-Hwa
4. Writer : Joo Ho-Min (web comic), Kim Yong-Hwa
5. Producer : Choi Ji-Sun, Won Dong-Yeon, Kim Yong-Hwa, Kim Ho-Sung
6. Cinematograper : Kim Byung-Seo
7. Genre : Fantasy, Drama
8. Release Date : December 20 2017 (1st part), Summer 2018 (2nd part)
9. Runtime : 139min
10.Distributor : Lotte Entertainment
11.Language : Korean
12.Country : South Korea
1. Title : Along With The Gods: The Two Worlds (english title) /
With God (literal title)
2. Another Title : Singwa Hamgge
3. Director : Kim Yong-Hwa
4. Writer : Joo Ho-Min (web comic), Kim Yong-Hwa
5. Producer : Choi Ji-Sun, Won Dong-Yeon, Kim Yong-Hwa, Kim Ho-Sung
6. Cinematograper : Kim Byung-Seo
7. Genre : Fantasy, Drama
8. Release Date : December 20 2017 (1st part), Summer 2018 (2nd part)
9. Runtime : 139min
10.Distributor : Lotte Entertainment
11.Language : Korean
12.Country : South Korea
PLOT:
Film Korea 'Along With The Gods: The Two Worlds' ini menceritakan tentang seorang pemadam kebakaran bernama Kim Ja-Hong (Cha Tae-Hyun). Sebuah kebakaran hebat terjadi disebuah gedung apartemen. Ja-Hong menjalankan tugasnya menolong seorang anak kecil korban kebakaran sebuah apartemen, Ja-Hong berhasil menyelamatkan anak tersebut namun ia terjatuh
dari ketinggian karena tali yang mengikat tubuhnya terbakar api. Saat ia mendekati anak itu dan menanyakan namanya, anak tersebut tidak mendengarnya dan malah berlalu. Tanpa sadar Ja-Hong mengalami kecelakaan kerja dan meninggal dunia.
Saat arwahnya masih kaget dan menyesuaikan dengan keadaan, Ja-Hong mendengar seseorang memanggilnya. Ia mencari asal suara dan menemukan dua orang berdiri, tersenyum dan membungkuk kepadanya dibelakang kebakaran apartemen yang akan runtuh itu. Kedua orang yang memanggilnya itu adalah seorang laki-laki dan anak perempuan. Ja-Hong memanggil dua orang itu untuk menjauhi dari TKP kebakaran. Namun tanpa sengaja ia melihat teman-temannya berkerumun dan memanggil namanya.
Dua orang yang memanggilnya tadi itu kemudian mendekatinya dan langsung berbicara tanpa henti, dari menanyakan bagaimana bisa dia terjatuh dari ketinggian itu untuk menyelamatkan seorang anak. Anak perempuan itu bahkan berbicara sambil memegang sebuah kertas yang mengatakan bahwa Ja-Hong adalah arwah sempurna, dimana kejadian kematian terhormat ini sudah lama tidak terjadi, tepatnya 422 tahun yang lalu. Anak perempuan itu mengatakan sangat terhormat mendapat tugas mengawal Ja-Hong sambil mengacungkan 2 jempolnya. Laki-laki yang bersama anak perempuan itu juga menambahkan bahwa kejadian ini terjadi pada Nongae di tahun 1592.
Anak perempuan itu terus berbicara bahwa kematian Ja-Hong terjadi pada 28 April 2017 dan sesuai dengan jadwal. Anak perempuan itu kemudian menjelaskan bahwa mereka ada tiga orang yang akan menjadi penjaga Ja-Hong dari akhirat yang akan membela Ja-Hong dalam 7 kali sidang selama 49 hari. Laki-laki yang bersama anak perempuan itu kemudian memperkenalkan diri sebagai spesialis keamanan dan wakil penjaga Hae Won-Mak (Ju Ji-Hoon), anak perempuan yang sedari tadi berbicara itu, kemudian juga memperkenalkan diri sebagai asisten penjaga Deok-Choon (Kim Hyang-Gi).
Won-Mak kemudian melanjutkan perkataannya kenapa mereka hanya berdua, padahal tadi menjelaskan ada 3 orang penjaga, satu orang yang lainnya berada di rumah duka dan sesuai protokol seorang penjaga yang dirumah duka itu pasti sedang makan saat ini. Saat Won-Mak dan Deok-Choon menjelaskan, dengan wajah shock dan bingung Ja-Hong melihat tubuhnya yang sedang diselamatkan oleh rekan-rekannya. Won-Mak yang melihat kebingungan di wajah Ja-Hong mengatakan tidak masalah dan jangan takut, karena ini pengalaman pertamamu meninggal itulah yang membuatmu terlihat bingung dan canggung. Ja-Hong terus berjalan mundur ke belakang sambil kebingungan dan mengatakan bahwa belum saatnya ia meninggal sekarang.
Ja-Hong berteriak-teriak bahwa ia tidak bisa meninggalkan ibunya seorang diri. Won-Mak kemudian mengatakan hukum akhirat pasal 3.1 "Orang yang sudah mati tidak dapat berkelana di dunia hidup dan tak ada waktu untuk mengucapkan perpisahan", kalau kau terus menolak keadaanmu nanti akan kurang menguntungkan. Ja-Hong terus berjalan mundur dan tanpa terasa ia melayang dan masuk ke sebuah putaran air, sambil memohon untuk menemui ibunya terakhir kali Ja-Hong pun menghilang dibalik putaran air.
Dilain tempat, seorang penjaga yang dikatakan Won-Mak memang sedang makan dan mengeluh bahwa makanannya tidak enak. Saat akan meninggalkan rumah duka, ia melihat seorang tentara wamil mendekati ibu Ja-Hong. Laki-laki itu adalah adik Ja-Hong dan mengatakan kepada ibunya bahwa peti mati Ja-Hong sudah diluar dan siap untuk dikremasi.
Ja-Hong akhirnya tiba di gerbang akhirat, terlihat ribuan orang berjalan menuju gerbang akhirat. Won-Mak mengatakan salam kepada patung Raja Yeomra (hakim di neraka ketidakbaktian, rajanya para raja) dan memperkenalkan Gang-Rim (Ha Jung-Woo) pemimpin, bos dan penjaga ketiga Ja-Hong. Won-Mak terus berbicara bahwa Gang-Rim selama 100 tahun ini telah berhasil mereinkarnasikan 47 jiwa. Gang-Rim lalu mengulurkan tangannya untuk berkenalan. Namun Ja-Hong melewati Gang-Rim sambil mengatakan bahwa ia bukan arwah sempurna.
Ja-Hong terus jalan kedepan mendekati Deok-Choon. Deok-Choon lalu memasukkan kartu bertuliskan nama Ja-Hong ke mulut seekor patung singa dan tak lama kemudian pintu gerbang itu menuliskan sebuah tulisan arwah sempurna terhormat. Deok-Choon sangat senang, mengucapkan selamat kepada Ja-Hong dan mengatakan bahwa kesempatan reinkarnasi Ja-Hong selama 49 hari kedepan sangat besar.
Deok-Choon pun menarik Ja-Hong melewati gerbang akhirat dan mereka tiba di pemberhentiaan pertama yaitu Gunung Api Terkutuk yang artinya adalah Neraka Pembunuhan. Won-Mak terkejut lalu menanyakan kepada Deok-Choon apa benar Ja-Hong ini seorang arwah sempurna lalu kenapa pemberhentiaan pertamanya di Neraka Pembunuhan? Won-Mak juga bertanya kepada Ja-Hong apakah ia pernah membunuh seseorang? Ja-Hong mengatakan bahwa ia tidak pernah membunuh siapa-siapa.
Deok-Choon kemudian menjelaskan bahwa Ja-Hong akan melewati 7 persidangan yaitu pengkhianatan, kekerasan, ketidakberbaktiaan, pembunuhan, kemalasan, kebohongan dan ketidakadilan. Gang-Rim menambahkan yang menentukan urutan persidangannya adalah Raja Yeomra dan Raja Yeomra juga yang akan mengadili dosa-dosa dari yang teringan hingga yang terberat. Ja-Hong mengatakan tidak pernah melakukan pembunuhan kepada siapapun. Gang-Rim lalu mengatakan, sidang disini tidak hanya pembunuhan yang dilakukan secara langsung namun juga pembunuhan tidak langsung seperti kalau ada perbuatanmu yang mengakibatkan kematian seseorang itu sudah bisa membuat Ja-Hong mendapat hukuman.
Won-Mak kemudian menambahkan bahwa Deok-Choon ini seseorang yang dapat dengan mudah memindai dosa-dosa yang telah dilakukan Ja-Hong agar nantinya bisa membela Ja-Hong di sidang. Won-Mak terus berbicara mengenai kelebihan Depk-Choon lalu menanyakan siapa yang telah dibunuh Ja-Hong? Deok-Choon hanya diam dan tak lama muncul slide-slide kejadian saat kebakaran dimana Ja-Hong berusaha menyelamatkan seorang rekan kerja yang telah dianggapnya sebagai kakak.
Setelah melihat pemutaran slide itu, Ja-Hong langsung berada di sebuah tempat yang diketahui bernama Neraka Pembunuhan. Disana Ja-Hong diperlihatkan dengan keadaan dimana banyak orang yang berusaha mencapai puncak dimana Ja-Hong berada. Ja-Hong berusaha menolong orang-orang tersebut dengan meraih tangan mereka namun seseorang meneriakinya dengan mengatakan kurang ajar, beraninya kau! Ja-Hong kaget dan melepaskan tangan orang yang akan ditolongnya. Ja-Hong melihat sosok yang cukup menakutkan dan sosok itu adalah Dewa Pembunuhan (Jung Hae-Kyun). Sidang pun dimulai, seorang jaksa 1 (diperankan oleh Oh Dal-Su) membacakan dakwaannya dan slide-slide kejadian kembali diputar. Setelah membaca dakwaannya jaksa 1 kemudian mengetuk mejanya untuk membangunkan jaksa 2 (Lim Won-Hee) yang sedang tertidur pulas. Jaksa 2 yang tertidur kemudian menambahkan dakwaan yang menyakinkan di depan Dewa Pembunuhan.
Dewa Pembunuhan kemudian menyuruh para penjaga Ja-Hong untuk melakukan pembelaan. Gang-Rim kemudian memberi hormat kepada Dewa Pembunuhan dan melancarkan beberapa pertanyaan kepada Ja-Hong. Slide kejadian kembali diputar. Disana Ja-Hong terlihat memang meninggalkan temannya hanya saja temannya itu yang menyuruh Ja-Hong untuk menyelamatkan orang lain yang lebih membutuhkan. Gang-Rim juga meminta Deok-Choon memutar cermin karma untuk melihat berapa orang yang berhasil diselamatkannya dengan mengorbankan nyawa teman kerjanya. Cermin karma memperlihatkan 8 orang yang berhasil diselamatkan Ja-Hong. Gang-Rim meminta para jaksa menimbang hasil perbuatan heroik Ja-Hong yang berhasil menyelamatkan 8 nyawa. Dewa Pembunuhan akhirnya memutuskan bahwa arwah terhormat Ja-Hong tidak bersalah dari tuduhan pembunuhan tidak langsung. Para penjaga Ja-Hong kemudian memberikan hormat dan rasa terima kasihnya kepada dewa pembunuhan.
Perjalanan arwah Ja-Hong berlanjut ke sidang kedua, Ja-Hong mengarungi sungai kemalasan. Dimana di sidang kedua ini akan memutuskan seberapa baik Ja-Hong menjalani hidupnya. Saat Gang-Rim mencoba menyelesaikan penjelasannya, Deok-Choon yang sedang memindai dosa-dosa Ja-Hong berteriak bahwa mereka akan mendapat jackpot karena tidak ada dakwaan apapun yang akan memberatkan Ja-Hong dipersidangan kedua. Ja-Hong lalu menanyakan apa keuntungan dari ketiga penjaga itu menolong dirinya? Deok-Choon lalu menjelaskan bahwa merkea telah membuat kesepakatan dengan raja Yeomra bahwa bila selama 1 abad ini mereka bertiga dapat mereinkarnasikan 49 jiwa maka mereka bertiga juga akan direinkarnasi. Tapi hal itu akan terwujud jika mereka bertiga berhasil membela arwah sempurna seperti Ja-Hong dan Deok-Choon berharap Ja-Hong bersedia menjadi arwah ke 48 yang mau direinkarnasi.
Akhirnya Ja-Hong tiba di Neraka Kemalasan dan bertemu dengan Dewi Kemalasan (Kim Hae-Sook). Deok-Choon melakukan pembelaan yang sempurna dengan memutar slide-slide kejadian yang meringankan Ja-Hong, Dewi Kemalasan pun cukup tersentuh dengan apa yang dilakukan Ja-Hong. Namun jaksa mencoba memberikan penyataan yang memberatkan dan meminta Dewi Kemalasan untuk menghukum Ja-Hong. Tapi Dewi Kemalasan malah bertepuk tangan dan meminta jaksa membangun patung Ja-Hong. Saat semua penjaganya memberi hormat dan terimakasih, Ja-Hong malah sedikit bersedih. Hal ini kemudian membuat Dewi Kemalasan mengajukan pertanyaan.
Ja-Hong menjawab pertanyaan Dewi Kemalasan dengan jujur. Dewi Kemalasan sangat marah dengan jawaban Ja-Hong dan merubah keputusan yang telah ditetapkan. Dewi Kemalasan lalu meminta jaksa mengangkat tuas dan seketika rakit yang dinaiki Ja-Hong berjalan mendekati ujung air. Dibawahnya dapat dilihat bagaimana hukuman orang yang hanya mendewakan uang selama hidupnya. Mereka dilindas oleh sebuah putaran yang besar dan yang mencoba kabur akan dimakan ikan piranha. Ja-Hong ketakutan. Deon-Chook pun meminta Gang-Rim dan Won-Mak untuk menyelematkan Ja-Hong.
Gang-Rim dan Won-Mak kemudian turun ke air dan menahan laju rakit Ja-Hong sambil mengatakan agar Dewi Kemalasan bersedia melihat cermin karma. Slide-slide kejadian kembali diputar. Disana terlihat bagaiman Ja-Hong harus bekerja siang dan malam untuk membeli obat ibunya yang sakit serta membayar sekolah adiknya. Dewi Kemalasan kemudian memberikan hukuman tidak bersalah kepada Ja-Hong.
Perjalanan Ja-Hong selanjutnya adalah Hutan Pedang yang artinya ia akan menghadapi Dewi Kebohongan, Ngarai Es yang artinya ia akan bertemu dengan Dewa Ketidakadilan (namun karena Ja-Hong adalah arwah sempurna maka tidak akan melewati persidangan di Neraka Ketidakadilan), Lintasan Surgawi yang artinya ia akan bertemu dengan Dewi Pengkhianatan (karena Ja-Hong orang yang berbudi baik maka akan kembali melewati Neraka Pengkhianatan ini), Lubang Pembuangan yang artinya ia akan bertemu dengan Dewa Kekerasan dan yang terakhir adalah Gurun Keabadian dimana ia akan bertemu dengan Raja Yeomra di Neraka Ketidakbaktian.
dari ketinggian karena tali yang mengikat tubuhnya terbakar api. Saat ia mendekati anak itu dan menanyakan namanya, anak tersebut tidak mendengarnya dan malah berlalu. Tanpa sadar Ja-Hong mengalami kecelakaan kerja dan meninggal dunia.
Saat arwahnya masih kaget dan menyesuaikan dengan keadaan, Ja-Hong mendengar seseorang memanggilnya. Ia mencari asal suara dan menemukan dua orang berdiri, tersenyum dan membungkuk kepadanya dibelakang kebakaran apartemen yang akan runtuh itu. Kedua orang yang memanggilnya itu adalah seorang laki-laki dan anak perempuan. Ja-Hong memanggil dua orang itu untuk menjauhi dari TKP kebakaran. Namun tanpa sengaja ia melihat teman-temannya berkerumun dan memanggil namanya.
Dua orang yang memanggilnya tadi itu kemudian mendekatinya dan langsung berbicara tanpa henti, dari menanyakan bagaimana bisa dia terjatuh dari ketinggian itu untuk menyelamatkan seorang anak. Anak perempuan itu bahkan berbicara sambil memegang sebuah kertas yang mengatakan bahwa Ja-Hong adalah arwah sempurna, dimana kejadian kematian terhormat ini sudah lama tidak terjadi, tepatnya 422 tahun yang lalu. Anak perempuan itu mengatakan sangat terhormat mendapat tugas mengawal Ja-Hong sambil mengacungkan 2 jempolnya. Laki-laki yang bersama anak perempuan itu juga menambahkan bahwa kejadian ini terjadi pada Nongae di tahun 1592.
Anak perempuan itu terus berbicara bahwa kematian Ja-Hong terjadi pada 28 April 2017 dan sesuai dengan jadwal. Anak perempuan itu kemudian menjelaskan bahwa mereka ada tiga orang yang akan menjadi penjaga Ja-Hong dari akhirat yang akan membela Ja-Hong dalam 7 kali sidang selama 49 hari. Laki-laki yang bersama anak perempuan itu kemudian memperkenalkan diri sebagai spesialis keamanan dan wakil penjaga Hae Won-Mak (Ju Ji-Hoon), anak perempuan yang sedari tadi berbicara itu, kemudian juga memperkenalkan diri sebagai asisten penjaga Deok-Choon (Kim Hyang-Gi).
Won-Mak kemudian melanjutkan perkataannya kenapa mereka hanya berdua, padahal tadi menjelaskan ada 3 orang penjaga, satu orang yang lainnya berada di rumah duka dan sesuai protokol seorang penjaga yang dirumah duka itu pasti sedang makan saat ini. Saat Won-Mak dan Deok-Choon menjelaskan, dengan wajah shock dan bingung Ja-Hong melihat tubuhnya yang sedang diselamatkan oleh rekan-rekannya. Won-Mak yang melihat kebingungan di wajah Ja-Hong mengatakan tidak masalah dan jangan takut, karena ini pengalaman pertamamu meninggal itulah yang membuatmu terlihat bingung dan canggung. Ja-Hong terus berjalan mundur ke belakang sambil kebingungan dan mengatakan bahwa belum saatnya ia meninggal sekarang.
Ja-Hong berteriak-teriak bahwa ia tidak bisa meninggalkan ibunya seorang diri. Won-Mak kemudian mengatakan hukum akhirat pasal 3.1 "Orang yang sudah mati tidak dapat berkelana di dunia hidup dan tak ada waktu untuk mengucapkan perpisahan", kalau kau terus menolak keadaanmu nanti akan kurang menguntungkan. Ja-Hong terus berjalan mundur dan tanpa terasa ia melayang dan masuk ke sebuah putaran air, sambil memohon untuk menemui ibunya terakhir kali Ja-Hong pun menghilang dibalik putaran air.
Dilain tempat, seorang penjaga yang dikatakan Won-Mak memang sedang makan dan mengeluh bahwa makanannya tidak enak. Saat akan meninggalkan rumah duka, ia melihat seorang tentara wamil mendekati ibu Ja-Hong. Laki-laki itu adalah adik Ja-Hong dan mengatakan kepada ibunya bahwa peti mati Ja-Hong sudah diluar dan siap untuk dikremasi.
Ja-Hong akhirnya tiba di gerbang akhirat, terlihat ribuan orang berjalan menuju gerbang akhirat. Won-Mak mengatakan salam kepada patung Raja Yeomra (hakim di neraka ketidakbaktian, rajanya para raja) dan memperkenalkan Gang-Rim (Ha Jung-Woo) pemimpin, bos dan penjaga ketiga Ja-Hong. Won-Mak terus berbicara bahwa Gang-Rim selama 100 tahun ini telah berhasil mereinkarnasikan 47 jiwa. Gang-Rim lalu mengulurkan tangannya untuk berkenalan. Namun Ja-Hong melewati Gang-Rim sambil mengatakan bahwa ia bukan arwah sempurna.
Ja-Hong terus jalan kedepan mendekati Deok-Choon. Deok-Choon lalu memasukkan kartu bertuliskan nama Ja-Hong ke mulut seekor patung singa dan tak lama kemudian pintu gerbang itu menuliskan sebuah tulisan arwah sempurna terhormat. Deok-Choon sangat senang, mengucapkan selamat kepada Ja-Hong dan mengatakan bahwa kesempatan reinkarnasi Ja-Hong selama 49 hari kedepan sangat besar.
Deok-Choon pun menarik Ja-Hong melewati gerbang akhirat dan mereka tiba di pemberhentiaan pertama yaitu Gunung Api Terkutuk yang artinya adalah Neraka Pembunuhan. Won-Mak terkejut lalu menanyakan kepada Deok-Choon apa benar Ja-Hong ini seorang arwah sempurna lalu kenapa pemberhentiaan pertamanya di Neraka Pembunuhan? Won-Mak juga bertanya kepada Ja-Hong apakah ia pernah membunuh seseorang? Ja-Hong mengatakan bahwa ia tidak pernah membunuh siapa-siapa.
Deok-Choon kemudian menjelaskan bahwa Ja-Hong akan melewati 7 persidangan yaitu pengkhianatan, kekerasan, ketidakberbaktiaan, pembunuhan, kemalasan, kebohongan dan ketidakadilan. Gang-Rim menambahkan yang menentukan urutan persidangannya adalah Raja Yeomra dan Raja Yeomra juga yang akan mengadili dosa-dosa dari yang teringan hingga yang terberat. Ja-Hong mengatakan tidak pernah melakukan pembunuhan kepada siapapun. Gang-Rim lalu mengatakan, sidang disini tidak hanya pembunuhan yang dilakukan secara langsung namun juga pembunuhan tidak langsung seperti kalau ada perbuatanmu yang mengakibatkan kematian seseorang itu sudah bisa membuat Ja-Hong mendapat hukuman.
Won-Mak kemudian menambahkan bahwa Deok-Choon ini seseorang yang dapat dengan mudah memindai dosa-dosa yang telah dilakukan Ja-Hong agar nantinya bisa membela Ja-Hong di sidang. Won-Mak terus berbicara mengenai kelebihan Depk-Choon lalu menanyakan siapa yang telah dibunuh Ja-Hong? Deok-Choon hanya diam dan tak lama muncul slide-slide kejadian saat kebakaran dimana Ja-Hong berusaha menyelamatkan seorang rekan kerja yang telah dianggapnya sebagai kakak.
Setelah melihat pemutaran slide itu, Ja-Hong langsung berada di sebuah tempat yang diketahui bernama Neraka Pembunuhan. Disana Ja-Hong diperlihatkan dengan keadaan dimana banyak orang yang berusaha mencapai puncak dimana Ja-Hong berada. Ja-Hong berusaha menolong orang-orang tersebut dengan meraih tangan mereka namun seseorang meneriakinya dengan mengatakan kurang ajar, beraninya kau! Ja-Hong kaget dan melepaskan tangan orang yang akan ditolongnya. Ja-Hong melihat sosok yang cukup menakutkan dan sosok itu adalah Dewa Pembunuhan (Jung Hae-Kyun). Sidang pun dimulai, seorang jaksa 1 (diperankan oleh Oh Dal-Su) membacakan dakwaannya dan slide-slide kejadian kembali diputar. Setelah membaca dakwaannya jaksa 1 kemudian mengetuk mejanya untuk membangunkan jaksa 2 (Lim Won-Hee) yang sedang tertidur pulas. Jaksa 2 yang tertidur kemudian menambahkan dakwaan yang menyakinkan di depan Dewa Pembunuhan.
Dewa Pembunuhan kemudian menyuruh para penjaga Ja-Hong untuk melakukan pembelaan. Gang-Rim kemudian memberi hormat kepada Dewa Pembunuhan dan melancarkan beberapa pertanyaan kepada Ja-Hong. Slide kejadian kembali diputar. Disana Ja-Hong terlihat memang meninggalkan temannya hanya saja temannya itu yang menyuruh Ja-Hong untuk menyelamatkan orang lain yang lebih membutuhkan. Gang-Rim juga meminta Deok-Choon memutar cermin karma untuk melihat berapa orang yang berhasil diselamatkannya dengan mengorbankan nyawa teman kerjanya. Cermin karma memperlihatkan 8 orang yang berhasil diselamatkan Ja-Hong. Gang-Rim meminta para jaksa menimbang hasil perbuatan heroik Ja-Hong yang berhasil menyelamatkan 8 nyawa. Dewa Pembunuhan akhirnya memutuskan bahwa arwah terhormat Ja-Hong tidak bersalah dari tuduhan pembunuhan tidak langsung. Para penjaga Ja-Hong kemudian memberikan hormat dan rasa terima kasihnya kepada dewa pembunuhan.
Perjalanan arwah Ja-Hong berlanjut ke sidang kedua, Ja-Hong mengarungi sungai kemalasan. Dimana di sidang kedua ini akan memutuskan seberapa baik Ja-Hong menjalani hidupnya. Saat Gang-Rim mencoba menyelesaikan penjelasannya, Deok-Choon yang sedang memindai dosa-dosa Ja-Hong berteriak bahwa mereka akan mendapat jackpot karena tidak ada dakwaan apapun yang akan memberatkan Ja-Hong dipersidangan kedua. Ja-Hong lalu menanyakan apa keuntungan dari ketiga penjaga itu menolong dirinya? Deok-Choon lalu menjelaskan bahwa merkea telah membuat kesepakatan dengan raja Yeomra bahwa bila selama 1 abad ini mereka bertiga dapat mereinkarnasikan 49 jiwa maka mereka bertiga juga akan direinkarnasi. Tapi hal itu akan terwujud jika mereka bertiga berhasil membela arwah sempurna seperti Ja-Hong dan Deok-Choon berharap Ja-Hong bersedia menjadi arwah ke 48 yang mau direinkarnasi.
Akhirnya Ja-Hong tiba di Neraka Kemalasan dan bertemu dengan Dewi Kemalasan (Kim Hae-Sook). Deok-Choon melakukan pembelaan yang sempurna dengan memutar slide-slide kejadian yang meringankan Ja-Hong, Dewi Kemalasan pun cukup tersentuh dengan apa yang dilakukan Ja-Hong. Namun jaksa mencoba memberikan penyataan yang memberatkan dan meminta Dewi Kemalasan untuk menghukum Ja-Hong. Tapi Dewi Kemalasan malah bertepuk tangan dan meminta jaksa membangun patung Ja-Hong. Saat semua penjaganya memberi hormat dan terimakasih, Ja-Hong malah sedikit bersedih. Hal ini kemudian membuat Dewi Kemalasan mengajukan pertanyaan.
Ja-Hong menjawab pertanyaan Dewi Kemalasan dengan jujur. Dewi Kemalasan sangat marah dengan jawaban Ja-Hong dan merubah keputusan yang telah ditetapkan. Dewi Kemalasan lalu meminta jaksa mengangkat tuas dan seketika rakit yang dinaiki Ja-Hong berjalan mendekati ujung air. Dibawahnya dapat dilihat bagaimana hukuman orang yang hanya mendewakan uang selama hidupnya. Mereka dilindas oleh sebuah putaran yang besar dan yang mencoba kabur akan dimakan ikan piranha. Ja-Hong ketakutan. Deon-Chook pun meminta Gang-Rim dan Won-Mak untuk menyelematkan Ja-Hong.
Gang-Rim dan Won-Mak kemudian turun ke air dan menahan laju rakit Ja-Hong sambil mengatakan agar Dewi Kemalasan bersedia melihat cermin karma. Slide-slide kejadian kembali diputar. Disana terlihat bagaiman Ja-Hong harus bekerja siang dan malam untuk membeli obat ibunya yang sakit serta membayar sekolah adiknya. Dewi Kemalasan kemudian memberikan hukuman tidak bersalah kepada Ja-Hong.
Perjalanan Ja-Hong selanjutnya adalah Hutan Pedang yang artinya ia akan menghadapi Dewi Kebohongan, Ngarai Es yang artinya ia akan bertemu dengan Dewa Ketidakadilan (namun karena Ja-Hong adalah arwah sempurna maka tidak akan melewati persidangan di Neraka Ketidakadilan), Lintasan Surgawi yang artinya ia akan bertemu dengan Dewi Pengkhianatan (karena Ja-Hong orang yang berbudi baik maka akan kembali melewati Neraka Pengkhianatan ini), Lubang Pembuangan yang artinya ia akan bertemu dengan Dewa Kekerasan dan yang terakhir adalah Gurun Keabadian dimana ia akan bertemu dengan Raja Yeomra di Neraka Ketidakbaktian.
Lalu apakah Ja-Hong dapat melewati tiap persidangan? Hukuman apa yang diterimanya atas dosa-dosa yang dilakukannya? Bagaimana dengan kisah kematian adiknya yang belum terungkap didunia? Akankah Ja-Hong dapat bereinkarnasi?
CAST:
1. Ha Jung-Woo sebagai Gang-Rim
2. Cha Tae-Hyun sebagai Kim Ja-Hong
3. Ju Ji-Hoon sebagai Hae Won-Mak
4. Kim Hyang-Gi sebagai Deok-Choon
5. Kim Dong-Wook sebagai Kim Soo-Hong
6. Do Kyung-Soo sebagai Won Il-Byung
7. Lee Joon-Hyuk sebagai Letnan Park
8. Ye Soo-Jung sebagai Ibu Kim Ja-Hong
9. Lee Jung-Jae sebagai Raja Yeomra
10.Oh Dal-Su sebagai Jaksa 1
11.Lim Won-Hee sebagai Jaksa 2
12.Jang-Gwang sebagai Dewa Kekerasan di Neraka
13.Jung Hae-Kyun sebagai Dewa Pembunuhan di Neraka
14.Kim Soo-Ahn sebagai Dewi Kebohongan di Neraka
15.Kim Hae-Sook sebagai Dewi Kemalasan di Neraka
16.Kim Ha-Neul sebagai Dewi Pengkhianatan di Neraka
17. Lee Kyoung-Young sebagai Dewa Ketidakadilan di Neraka
18. Ma Dong-Seok sebagai Dewa Rumahtangga
12.Jang-Gwang sebagai Dewa Kekerasan di Neraka
13.Jung Hae-Kyun sebagai Dewa Pembunuhan di Neraka
14.Kim Soo-Ahn sebagai Dewi Kebohongan di Neraka
15.Kim Hae-Sook sebagai Dewi Kemalasan di Neraka
16.Kim Ha-Neul sebagai Dewi Pengkhianatan di Neraka
17. Lee Kyoung-Young sebagai Dewa Ketidakadilan di Neraka
18. Ma Dong-Seok sebagai Dewa Rumahtangga
Demikian sedikit informasi mengenai Film Korea Along With The Gods: The Two Worlds, untuk mengetahui semua jawaban tersebut silahkan mengikutinya sampai selesai. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda semua. Selamat menonton. Salam Kitty-Koreana.
Komentar
Posting Komentar